BUMN Hadir untuk Negeri lahir untuk mengingatkan kembali kontribusi perusahaan-perusahaan milik negara yang telah berpartisipasi aktif memenuhi kebutuhan hanya dan untuk masyarakat. Mulai dari sarana, prasarana, infrastruktur, sampai fasilitas pendudukung lainnya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - “Singkat kata, selama ini perusahaan-perusahaan BUMN telah mengaplikasikan misinya sebagai agent of development,” kata Menteri Rini M. Soemarno saat ditemui PR INDONESIA di acara Telkom Disability Care Charity Golf Tournament di Jakarta, Sabtu pagi (5/8/2017).
Di sisi lain, sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat, BUMN pun aktif menyalurkan kegiatan tanggung jawab sosial baik yang sifatnya amal, berkelanjutan, maupun pemberdayaan secara individu atau bersinergi di bawah komando Kementerian BUMN.
Tak sampai disitu, slogan yang lahir dengan semangat kebersamaan dan menjunjung tinggi sinergi itu membuat hubungan antar-BUMN kian solid. “Tidak perlu takut berbagi karena tiap BUMN memiliki portofolio berbeda dan tetap memiliki DNA masing-masing,” kata Devy Suradji, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Kementerian BUMN yang ditemui PR INDONESIA di acara yang sama.
Dari tiga BUMN yang ditemui PR INDONESIA, semuanya merespons positif. Arif Prabowo, VP Corporate Communication Telkom Indonesia, misalnya. Ia menilai bersinergi dapat membuat suatu institusi dianggap sebagai satu holding/satu keluarga. Gambaran ini membawa posisi mereka makin kuat. “Tantangannya, perlu adaptasi karena tiap perusahaan punya karakteristik masing-masing,” kata Bobby, sapaan akrab Arif.
I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, meyakini sinergi tidak akan mengurangi publisitas perusahaan mereka. “Justru lebih banyak manfaatnya,” ujarnya. Apalagi sinergi ini disertai beragam aksi saling mendukung. Antara lain sinergi dalam aktivitas bisnis, kepedulian dan tanggung jawab sosial, hingga termasuk cara mereka mengomunikasikannya. Contoh, adanya cross-selling antar-BUMN. “Inilah yang kita namakan BUMN incorporated,” ujarnya.
Sementara bagi BRI, semangat BUMN Hadir untuk Negeri memacu mereka untuk terus meningkatkan kompetensi inti. “Brand image kami tidak akan hilang. Sebaliknya, kami justru makin terpacu untuk selalu memperkuat kompetensi kami dari sisi UMKM,” ujar Hari Siaga Amijarso, Corporate Secretary BRI, yang ditemui PR INDONESIA, Kamis (3/8/2017). Karena fokus pada bisnis yang sudah menjadi kompetensi inti diikuti inovasi untuk mengembangkan bisnis UMKM itulah yang membawa BRI terus tumbuh sampai hari ini.
Jebakan
Meski begitu, dikarenakan ada ratusan perusahaan BUMN yang harus disamakan pemikiran dan semangatnya, rebranding BUMN Hadir untuk Negeri rawan masuk perangkap tidak fokus dan tidak terarah. Apalagi tiap sektor memiliki target audiens spesifik dan permasalahan berbeda-beda. Akhirnya, terlalu banyak membuat event yang sudah pasti menyedot banyak tenaga. “Heboh sendiri, tapi target rebranding-nya hanya sedikit tercapai,” ujar Elizabeth Goenawan Ananto, founder EGA briefiengs.
Satu dari tujuh PR INDONESIA Gurus itu pun mengimbau agar Kementerian BUMN selaku konduktor melakukan riset untuk mengetahui permasalahan (fact finding) tiap sektor BUMN. Lakukan pemetaan, samakan resonansi dengan para CEO, tularkan komitmen dan semangat perubahan yang telah disepakati kepada seluruh karyawan BUMN, buat setting guidelines, blue print, pilih sektor yang harus diprioritaskan. Kemudian, sampaikan melalui berbagai saluran komunikasi dengan mengedepankan collaborative leadership. “Pastikan ada news value yang bisa ditangkap media dan ada pengembangan pesan yang diangkat secara berkelanjutan,” imbuh Ega.
Untuk itu, kepada seluruh PR BUMN, Devy berpesan, bersuara dan berceritalah kepada masyarakat dengan cara senatural mungkin dan apa adanya selama memegang prinsip do's and don'ts. Memang perlu waktu untuk sampai di garis finis. Tapi ia yakin sudah berjalan di jalur yang benar. rtn
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi