Langkah Kementerian BUMN bersama seluruh perusahaan BUMN menyuarakan “BUMN Hadir untuk Negeri” mengingatkan Bobby saat Telkom sebagai induk berkomitmen bersinergi dengan anak-anak perusahaan mereka. “Kondisinya hampir sama, tapi metode yang digunakan belum tentu serupa,” katanya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO- President Corporate Communication Telkom Indonesia Arif Prabowo atau lebih akrab disapa Bobby, melanjutkan, siapa yang mengira, meski Telkom dan anak-anak perusahaannya berasal dari DNA yang sama, mereka memiliki budaya, visi, dan misi yang berbeda. “Untuk itu, samakan dulu budayanya, lanjutkan dengan sinergi mulai dari brand, aktivitas, program, sampai komunikasi,” ujar pria yang ditemui PR INDONESIA di Jakarta, Sabtu (5/8/2017), seraya berpesan.
Sementara salah satu cara agar menjadi top of mind adalah mencantumkan logo induk perusahaan di tiap kegiatan anak-anak perusahaan. Contoh, Telkomsel by Telkom Indonesia. Cara ini sekaligus bertujuan untuk menunjukkan baik induk maupun anak perusahaan saling memberi dukungan. “Ketika kita menggerakkan brand korporasi, holding menjadi semakin kuat,” katanya merumuskan.
Mengapa sinergi itu penting? Menurut Bobby, dengan bersinergi suatu institusi bisa dianggap sebagai satu holding—satu keluarga, dan membuat posisi mereka makin kuat. Maka, tak heran Kementerian BUMN dan seluruh BUMN melakukan lamgkah serupa. “Sebagai BUMN, kita semakin kuat karena saling mendukung satu dengan yang lain,” ujarnya. “Tantangannya, perlu adaptasi karena tiap perusahaan punya karakteristik masing-masing,” imbuhnya.
Bagi Telkom, bersinergi untuk mewujudkan semangat BUMN Hadir untuk Negeri baik dari segi bisnis maupun komunikasi memberikan banyak benefit. Bahkan, ia sama sekali tidak melihat sinergi berdampak mengurangi publisitas Telkom sebagai salah satu perusahaan terbesar yang dimiliki negara. Alasannya, perusahaan yang Agustus ini tepat menginjakkkan usia ke-52 tersebut memiliki karakter bisnis yang jelas: bergerak di bidang telekomunikasi.
Karena sudah memiliki kekhasan itulah, tiap kali ada program sinergi antar-BUMN baik untuk kegiatan bisnis maupun CSR, perusahaan yang dipimpin Alex J. Sinaga sebagai Direktur Utama ini mendapat tugas khusus di bagian penyediaan telekomunikasi. Bobby memberi contoh, program sinergi Rumah Kreatif BUMN yang dikomando Kementerian BUMN dan melibatkan seluruh BUMN. Dalam program yang bertujuan meningkatkan daya saing UKM itu, Telkom menggandeng anak perusahaannya, Blanja.com, untuk memberikan tutorial kepada UKM agar fasih melakukan pemasaran secara daring.
Sebelumnya, sebagai representasi perusahaan berbasis ICT, Telkom aktif melalukan kegiatan tanggung jawab sosial dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada siswa dan guru. Antara lain, melalui program Internet Goes to School dan Indonesia Digital Learning.
Perlu Waktu
Hingga saat ini, Bobby menilai langkah Kementerian BUMN sebagai konduktor dalam mewujudkan dan mengomunikasikan BUMN Hadir untuk Negeri sudah berjalan sesuai jalur. Namun, ia tak memungkiri perlu waktu hingga sampai pada tujuan. Terutama, dalam menentukan model yang tepat sehingga bisa diterapkan untuk tiap institusi BUMN.
Menurut Bobby, ada banyak model dan cara yang bisa diterapkan. Namun, model yang sukses diterapkan di suatu institusi—Telkom kepada anak-anak perusahaannya, misalnya—belum tentu sesuai jika diterapkan oleh institusi lain, seperti Kementerian kepada perusahaan-perusahaan BUMN.
Di samping, tentu saja perlu waktu dalam memberikan brand guidelines, membuat aturan untuk anak-anak perusahaan supaya mengarah kepada induknya, hingga tercipta sinergi yang lebih riil dalam konteks komunikasi. Terkait sinergi dalam hal komunikasi, Bobby mengatakan, yang terpenting adalah adanya konduktor dan key point sehingga bisa menempatkan positioning tiap BUMN dalam satu kampanye tertentu. “Saat ini tiap BUMN tidak berjalan sendiri-sendiri. Kami menjalankan aktivitas bisnis, bahkan menggali program yang bisa dikerjasamakan dengan BUMN lain,” tutupnya. rtn
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi