Berkontribusi mengangkat UMKM hingga ke pelosok tanah air. Reputasi inilah yang terus dikomunikasikan BRI ke publik sebagai bagian dari BUMN.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Selama 122 tahun hadir di tanah air, perbankan yang dinakhodai Suprajarto sebagai Direktur Utama berkomitmen untuk terus menjaga ciri khasnya sebagai perbankan sahabat UMKM yang keberadaannya tersebar hingga ke pulau 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan).
Sebagai bagian dari BUMN dan berkomitmen menjadi yang terdepan mendukung program “BUMN Hadir untuk Negeri”, BRI meyakinkan bersinergi dengan banyak BUMN tidak akan menutup kompetensi dan ciri khas tiap BUMN. Sebaliknya, sinergi ini justru memacu perusahaan yang berslogan Bangga Berindonesia itu untuk terus meningkatkan kompetensi intinya. “Brand image kami tidak akan hilang. Sebaliknya, kami justru makin terpacu untuk selalu memperkuat kompetensi kami dari sisi UMKM,” ujar Hari Siaga Amijarso, Corporate Secretary BRI, yang ditemui PR INDONESIA, Kamis (3/8/2017).
Menurutnya, meningkatkan kompetensi, khususnya di bidang UMKM, merupakan langkah penting untuk memperkuat citra, kepercayaan dan ciri khas BRI di mata publik. Kesungguhan itu dapat dilihat dari penyaluran kredit BRI hingga akhir Juni 2017. Tercatat 74,4% atau Rp 490 triliun disalurkan untuk UMKM. “Kami fokus memberdayakan UMKM dikarenakan lebih dari 60 juta pengusaha di Indonesia adalah UMKM. Merekalah yang harus didorong dan diperkuat agar mandiri,” imbuh Hari.
Karena fokus pada bisnis yang menjadi kompetensi inti diikuti inovasi untuk mengembangkan bisnis UMKM itulah yang membawa BRI terus tumbuh sampai hari ini. Hingga paruh pertama akhir Juni 2017, misalnya, BRI mencetak laba Rp 13,4 triliun. Perolehan ini naik 10,4% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu (year on year) Rp 12,1 triliun. Beberapa inovasinya antara lain Teras BRI Kapal dan peluncuran satelit, keduanya tak lain bertujuan untuk memperluas jangkauan nasabah, terutama UMKM, di remote area. “Misinya sejalan dengan BUMN Hadir untuk Negeri—BUMN ada di mana-mana. Stakeholder pun dapat menikmati akses perbankan dengan kualitas yang sama dengan ada yang di kota,” ujarnya.
Pun demikian cara BRI dalam menunjukkan perhatiannya kepada UMKM melalui berbagai aktivitas Program Kemitraan Bina Lingungan (PKBL) dan CSR. Untuk menciptakan pasar baru, BRI membuat program Revitalisasi Pasar. “Kami tumbuhkan dulu UMKM-nya dari yang belum layak, tidak lagi canggung berhubungan dengan bank, terbiasa dengan perkreditan, hingga bankable,” katanya. Caranya berbagam mulai dari menyalurkan modal awal, sarana dan prasarana, pelatihan, hingga pendampingan.
Perkuat “Image”
Sementara dari sisi komunikasi, BRI membangun brand awareness dan memperkuat image-nya sebagai bagian dari BUMN dengan selalu menampilkan logo BUMN Hadir untuk Negeri di setiap kegiatan. “Bersinergi untuk memperkuat image bahwa keberadaan BUMN itu dominan untuk mendukung kemajuan bangsa itu penting,” ujar Hari. Informasi tentang BUMN Hadir untuk Negeri juga selalu dikomunikasikan di setiap kegiatan, disematkan dalam setiap informasi dan rilis, serta diviralkan melalui berbagai kanal komunikasi yang dimiliki BRI.
BRI juga turut aktif dalam kegiatan yang dikomando Kementerian BUMN dalam rangka BUMN Hadir untuk Negeri. Salah satunya, program Siswa Mengenal Nusantara. Melalui program pertukaran siswa dari satu provinsi ke provinsi lain inilah BRI berpeluang untuk meningkatkan nasionalisme generasi muda, sekaligus mengenalkan aktivitas BUMN. “Bersama dengan BUMN lain, kami tunjukkan, BUMN memiliki andil besar berkontribusi pada negara. Selanjutnya, biarlah mereka yang merasakan dan bercerita,” ujarnya.
Meski begitu, Hari merasa sinergi komunikasi yang sudah dilakukan belum optimal. Ia berpendapat, seharusnya intensitas komunikasi diperkuat secara terus menerus. Baik Kementerian BUMN maupun perusahaan-perusahaan BUMN diharapkan secara proaktif dan efektif menggalang komunikasi BUMN Hadir untuk Negeri. Sebagai koordinator, Kementerian BUMN juga diharapkan memiliki program komunikasi yang terintegrasi untuk kepentingan perusahaan BUMN secara keseluruhan. “Intensitas untuk mengomunikasikan BUMN Hadir untuk Negeri mesti lebih kuat baik ketika dilakukan sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama,” tutupnya. rtn
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi