Mempiarkan BUMN Hadir untuk Negeri: “On the Track”, tapi Butuh Waktu

PRINDONESIA.CO | Kamis, 14/09/2017 | 3.136
Bekerja bersama-sama dan masih memiliki DNA masing-masing.
Dok. Istimewa

BUMN Hadir untuk Negeri berangkat dari filosofi sederhana. Mengingatkan kembali masyarakat termasuk pelaku BUMN di dalamnya bahwa perusahaan ini milik negara.

 Mempiarkan BUMN Hadir untuk Negeri: “On the Track”, tapi Butuh Waktu 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pemegang sahamnya milik negara, berarti milik rakyat. BUMN hadir dengan amanah khusus untuk membangun, memberi, dan mengembalikan hasil usaha kepada rakyat. “Inilah yang harus teman-teman BUMN suarakan kepada publik sehingga masyarakat mengerti kalau mereka dekat. Publik tidak takut, justru merasa nyaman. Masyarakat tidak merasa sendirian karena ada BUMN di mana-mana yang akan memperjuangkan kehidupan mereka,” ujar Devy Suradji, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Kementerian BUMN yang ditemui PR INDONESIA usai menghadiri program Telkom Disability Care Charity Golf Tournament di Jakarta, Sabtu pagi (5/8/2017).

Realitanya, bukan perkara mudah mendudukkan 118 BUMN agar berada dalam satu payung, pemikiran, dan mengedepankan sinergi untuk menyuarakan semangat baru BUMN Hadir untuk Negeri. Meski sulit, tantangan ini belakangan menuai hasil paling sukses. Contoh, menyatukan empat perbankan BUMN. Sudah jadi rahasia umum, haram hukumnya ada lebih dari satu bank dalam satu event atau program. Devy lantas mengajak keempatnya untuk “ngobrol bareng”.

Hal serupa pun dilakukan kepada BUMN lain. Menurut Devy, tidak perlu takut berbagi karena tiap BUMN memiliki portofolio berbeda. “Apa masalahnya jika kalian bisa bekerja bersama-sama and still have your own DNA’s?” kata perempuan yang meyakini kredo “Ketika kita mengubah hal paling sulit menjadi sesuatu yang positif, berarti kita akan memperoleh benefit maksimal”, ini  seraya bertanya.

Setelah semua BUMN berada dalam satu resonansi, fokus selanjutnya menjadikan BUMN Hadir untuk Negeri sebagai top of mind selama kurun waktu setahun pertama. Untuk itu, logo BUMN Hadir untuk Negeri selalu berdampingan dengan logo BUMN di setiap aktivitas, event, program, iklan, maupun advertorial mereka. Maksud dan tujuan tiap aktivitas BUMN pun selalu dikaitkan dengan upaya mendukung misi BUMN Hadir untuk Negeri.

 

Penerjemah

Ketimbang mengomando, Devy menilai tugas utama Kementerian BUMN lebih kepada mengonsolidasi tanpa memonopoli, menerjemahkan dan “menjahit” maksud dan harapan menteri. “Kami yang memberi brand guidelines dan key points,” kata ibu dua anak yang senantiasa membuka keleluasaan bagi BUMN untuk berkreativitas dalam mengomunikasikan napas baru karena ia memercayai kalimat bijak “If you try to bloom ideas, it can be amazing”.

Devy mencontoh program Mudik Gratis. Meski program yang melibatkan seluruh BUMN ini menunjuk Jasa Raharja sebagai koordinator, tapi tiap BUMN berhak membuat, menyebar rilis, dan mengundang media. Kementerian BUMN hanya memberi kata kunci mulai dari waktu, peristiwa, jumlah peserta, hingga transportasi yang digunakan. Mengapa? Karena Devy meyakini tiap BUMN memiliki karakteristik bisnis dan target audiens masing-masing. Pun demikian dengan media. “Media bisa mendapat banyak angle. Sementara kita bisa mendapat banyak slot di banyak halaman hanya dalam satu kegiatan,” ujar perempuan berkaca mata itu antusias. 

Sembari berjalan, kata Devy, upaya berikutnya adalah mengangkat pemimpin-pemimpin BUMN ke permukaan. Ia berpendapat harus ada banyak cerita tentang sosok di balik BUMN itu, the leaders, sehingga orang nyaman dengan produknya. Seperti halnya Facebook yang tak terlepas dari sosok Mark Zuckerberg atau Apple dengan Steve Jobs. “Langkah ini sejalan dengan slogan BUMN Hadir untuk Negeri. Yang mesti dikomunikasikan dan diangkat itu BUMN-nya, bukan kementerian,” katanya memberi alasan.

Untuk itu kepada seluruh PR BUMN, ia berpesan, bersuara dan berceritalah kepada masyarakat dengan cara senatural mungkin dan apa adanya. Sebab cerita sehari-hari di BUMN seperti filosofi, visi misi, hingga inovasi, belum tentu publik mengerti. “Tidak perlu takut selama kita tidak berbuat salah dan tetap memegang prinsip do’s and don’ts,” ujarnya.

Selama setahun berjalan, Devy melihat, slogan BUMN Hadir untuk Negeri sudah on the track, meski belum final. Garis finis baru akan tercapai jika BUMN sudah menjadi solusi, pilihan pertama dan sesuai harapan masyarakat.  “We’re getting there, but takes time,” pungkasnya. rtn