PR Digital Perlu Memperkuat Konten untuk Menjaga Merek

PRINDONESIA.CO | Kamis, 09/11/2017 | 2.416
Setiap minggu melakukan rapat editorial layaknya tim redaksi.
Ratna/PR Indonesia

Evolusi perjalananan digital yang dilakukan PT Bank Danamon Indonesia Tbk merupakan komitmen perusahaan untuk selalu bertransformasi dan beradaptasi menyesuaikan kebutuhan nasabah dan perkembangan zaman.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Potret dinamika dan besarnya manfaat dari keberadaan media sosial sudah ditangkap Danamon sejak 2015. Restrukturisasi digital besar-besaran dilakukan setahun kemudian. Di tahun yang sama, perbankan yang berdiri sejak 1956 itu membentuk tim baru di bawah divisi marketing, yakni Digital & On-line Marketing.    

Perubahan antara lain tampak pada laman resmi dan media sosial. Sementara untuk mempererat hubungan internal, lahir platform khusus karyawan bernama EAZY. Rangkaian evolusi itu mereka rangkum dalam Danamon Digital Journey yang dipublikasikan di hadapan publik di Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Menurut Ghandy I. Sastratenaya, Digital & On-line Marketing Head Group Marketing Danamon, restrukturisasi mau tidak mau harus dilakukan dengan segera dan cepat jika tak ingin punah seperti halnya dinosaurus di tengah semakin banyaknya inovasi teknologi yang menawarkan kemudahan finansial.

Khusus laman www.danamon.co.id, perusahaan yang memiliki 1.700 cabang ini membenamkan sistem dan platform SiteCore dilengkapi fitur-fitur terkini yang memenuhi semua unsur mobile friendly sejalan dengan slogan mereka, “Saatnya Pegang Kendali”.  Sementara dari sisi media sosial, Danamon melakukan perampingan dengan menyisakan dua akun dari yang awalnya 23 akun. Yakni, akun Danamon sebagai akun corporate social media di Twitter, Facebook, Instagram, LinkedIn, dan YouTube. Serta, akun Twitter @HeiloDanamon untuk layanan nasabah.

Tiap media sosial, kata Ghandy, memiliki ciri khas sesuai karakteristik masing-masing. Twitter, misalnya, lebih aktif berkicau saat live event. Facebook membahas seputar informasi produk dan aktivitas perusahaan dengan gaya bahasa dan tampilan yang bisa diterima oleh segala lini usia. Sementara Instagram mengupas produk dan gaya hidup. Tampilannya dibuat lebih segar berisi video dan gambar bercerita untuk merangkul kaum millennials. 

 

Kanal Baru

Menyadari media sosial harus kaya konten, ia membagi sepuluh anggotanya menjadi tiga tim. Yakni, tim konten, tim admin, dan tim yang khusus mengelola komunitas. Setiap minggu mereka melakukan rapat editorial layaknya tim redaksi untuk merancang konten selama seminggu ke depan. Konten yang dikembangkan sejalan dengan agenda divisi produk.

Sejumlah pembagian tugas dan rencana strategis ini, menurut Ghandy, merupakan bentuk dari komitmen mereka untuk menambah jumlah engagement. “Sedari awal mengembangkan medsos, kami berprinsip tidak untuk mencari followers,” katanya. Tapi untuk menambah engagement juga bukan perkara mudah. Perlu konten yang kuat, menarik, memuat unsur interaksi dua arah, dan memastikan reputasi brand tetap terjaga,” katanya.

Intinya, kata Ghandy, media sosial adalah kanal komunikasi baru bagi Danamon untuk mendengar apa yang diinginkan oleh nasabah sehingga perusahaan bisa memahami kebutuhan mereka lebih baik. Konten yang memuat unsur menarik, inspiratif dan edukatif ini diharapkan dapat menjadi jawaban atas keprihatinan mereka, terutama kepada generasi millennials. “Kami ingin tiap kali millennials bicara soal uang, yang ada di pikiran mereka bukan hanya tentang travelling, tapi juga saving money,” pungkasnya. rtn