Adiatma Sardjito, VP Corprate Communication Pertamina menjadi pembuka The 19th PR INDONESIA Workshop Series di Bali, Senin (7/5/2018).
BALI, PRINDONESIA.CO – Di hadapan lebih dari 40 pasang mata yang kesemuanya adalah praktisi public relations (PR), Adiatma berkesempatan melakukan presentasi ulang bertema “Aman dan Nyaman Bersama Bright Gas”. Program PR yang membawa Pertamina meraih trofi Gold pada PR INDONESIA Awards (PRIA) 2018, akhir Maret lalu.
Program tersebut bertujuan untuk mendudukkan kembali subsidi gas Liquid Petroleum Gas (LPG) 3 kg yang selama ini tidak tepat sasaran. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengurangi beban negara.
Untuk menyukseskan misi itu, Pertamina menyusun kampanye baru yang menggerakkan hati masyarakat secara cermat dan tepat sasaran. Berbagai strategi dilakukan Pertamina, salah satunya membuat produk LPG atau dikenal dengan sebutan elpiji nonsubsidi bernama Bright Gas dengan berbagai varian ukuran seperti 5,5 kg dan 12 kg. Pertamina juga memaksimalkan meme di media sosial agar proses penyadaran menggunakan elpiji sesuai peruntukkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
Selain itu, Pertamina membangun gerakan moral bagi masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas agar mau menggunakan LPG nonsubsidi 5,5 Kg. Agar kampanye makin menarik, perusahaan menunjuk Key Opinion Leader (KOL) yang memiliki banyak penggemar dan berpengaruh. Di Yogyakarta, Pertamina berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat untuk membuat taman yang semua areanya di tata apik dan bernuansa serba pink, sesuai warna yang mendominasi produk Bright Gas. Pertamina juga memanfaatkan tren di kalangan millennial dan masyarakat pada umumnya, yakni berfoto di tempat-tempat yang instagramable.
Adiatma juga menekankan tidak selamanya kampanye identik dengan anggaran mahal. “Dalam berkampanye, kita bisa menggunkan media sosial, meme, hingga infografis,” katanya seraya menambahkan dalam beberapa situasi, Pertamina masih menggunakan metode press briefing, press visit dan contact center sebagai tempat pengaduan, pemesanan, hingga penjualan.
Upaya lain, merangkul blogger yang memiliki jumlah pengikut yang tinggi. Belum lama ini, misalnya, perusahaan mengajak sepuluh travel blogger untuk melihat langsung proses produksi Pertamina. Jika dikalkulasi, total pengikut (followers) mereka mencapai 250.000 orang. Dengan merangkul blogger, diharapkan audiens yang terpapar informasi setara dengan jumlah pengikut mereka. Dengan cara ini, alhasil dalam sehari, linimasa dipenuhi oleh berita-berita Pertamina.
Strategi kampanye melalui instansi terkait juga tak kalah penting. Hal ini dilakukan Pertamina, terutama di daerah, bekerja sama dengan gubernur, walikota, dan bupati. Melalui surat edaran, Pertamina menekankan aparatur sipil untuk tidak menggunakan elpiji bersubsidi. Berbagai event pun dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan dan awareness masyarakat. Seperti di Semarang. Pertamina bekerja dengan walikota mengadakan kompetisi lomba masak sekaligus berkampanye. “Kami kumpulkan para ibu rumah tangga yang masih menggunakan elpiji 3 kg untuk meramaikan event dan mengikuti kompetisi. Cara ini cukup berhasil mengajak mereka untuk beralih menggunakan elpiji nonsubsidi,” katanya.
Selain Pertamina, hadir pula para peraih trofi Gold seperti Kementerian Keuangan dan Telkomsel yang didapuk untuk memberikan testimoni program PR unggulan mereka. Keberadaan ketiganya sekaligus menandakan dimulainya workshop series PR INDONESIA yang kali ini mengangkat tema “Kampanye PR yang Efektif Menggunakan Big Data”. Agenda ini berlangsung selama tiga hari dari tanggal 7 - 9 Mei 2018 di Bali. (gus/rtn)
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi