Era digital dinilai sebagai era yang menjanjikan. Lewat Digibank, Bank DBS Indonesia mengubah persepsi publik agar dapat menjalani hidup tanpa harus repot dengan urusan perbankan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hal inilah yang dikatakan oleh Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika saat dijumpai PR INDONESIA di kantornya di Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Keberadaan Digibank sekaligus strategi DBS menjawab tantangan zaman. Saat ini tercatat baru dua bank di Indonesia yang menerapkan teknologi digital banking. Yakni, Digibank dari DBS dan Jenius dari BTPN. Umumnya, perbankan masih mengandalkan mobile banking. Bedanya, teknologi digital banking memungkinkan segala bentuk pelayanan transaksi perbankan dari awal hingga akhir dapat dilakukan hanya melalui aplikasi. Mulai dari pembukaan rekening, transfer gratis ke bank lain, Kredit Tanpa Agunan (KTA) instan, hingga membeli obligasi.
Inovasi ini mendorong DBS untuk merejuvinasi slogannya dari “Living Breathing Asia” menjadi “Live More, Bank Less”. Dari slogan ini terkandung komitmen perusahaan untuk membantu nasabah agar dapat menjalani hidup lebih mudah dengan cara tidak perlu lagi membuang waktu ke bank. Langkah ini mendapat respons positif dari publik. Jumlah nasabah perusahaan asal Singapura itu meningkat pesat. Hampir 1.000 orang per hari!
Di sisi lain, komitmen ini juga harus dibarengi dengan kemampuan perusahaan meminimalisasi berbagai isu dunia digital. Salah satunya, isu keamanan. Apalagi industri perbankan erat kaitannya dengan kepercayaan. Hal itu dijawab DBS Group dengan mempertahankan prestasi selama sembilan tahun berturut-turut sebagai The Safest Bank in Asia dari Global Finance.
Lainnya, isu tenaga kerja. Mona memastikan tak ada tenaga kerja yang “dirumahkan” selama proses transformasi ini. Sebaliknya, DBS giat mengadakan pelatihan digitalisasi untuk seluruh karyawan baik secara off-line, online, maupun praktik. (rvh)
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi