Berubahnya strategi dan cara kerja para pelaku public relations (PR) selama pandemi Covid-19 dikupas tuntas di acara diskusi virtual PR INDONESIA Meetup #23 bertema "Adaptasi Kerja PR di Era New Normal", Rabu (24/6/2020).
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Seperti yang dilakukan oleh Tim Humas Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Mereka bergerak cepat meski berhadapan dengan multikrisis akibat pandemi merupakan pengalaman pertama.
Kasubdit Humas Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak Ani Natalia mengurainya secara bertahap. Pertama, merangkul era kenormalan dengan cepat. Mulai dari memaksimalkan keberadaan situs resmi institusi sebagai saluran berkomunikasi dengan Wajib Pajak, bergerak cepat mempelajari semua aplikasi beserta fitur video conference, hingga menyapa stakeholder melalui podcast.
Langkah kedua, kreatif mengemas pesan. Pesan harus mengandung unsur empati, kemanusiaan, warna sejati instansi, dan informasi bermanfaat. Ketiga, melayani lebih baik dengan berinovasi tiada henti. "Saat ini kami membuka konsultasi lewat WhatsApp dan konfirmasi via Zoom. Hal yang tidak pernah terlintas jika tidak ada pandemi," ujarnya.
Keempat, kolaborasi. Kelima, menjaga kinerja kehumasan untuk lebih cepat. "PR harus menjaga komunikasi, meyakinkan publik bahwa pemerintah hadir. PR juga memegang peranan penting mengawal pemulihan ekonomi nasional," kata perempuan yang karib disapa Kak Ani itu.
Fase
Sementara Telkomsel membagi strategi ke dalam beberapa fase. Menurut Denny Abidin, VP Corporate Communications Telkomsel, di kala hampir semua masyarakat beraktivitas lewat digital, fase pertama yang harus dilakukan PR adalah meyakinkan para pemimpin. Ia menyebutnya shifting the leaders. D"masa pandemi, para pemimpin harus menjadi teladan (role model) bagi seluruh karyawan. Termasuk, beradaptasi menyapa dan berkomunikasi dengan seluruh stakeholder baik internal maupun eksternal melalui digital," katanya.
Fase berikutnya memaksimalkan layanan. Jaringan tidak boleh runtuh di saat semua masyarakat bergantung pada jaringan yang stabil dan cepat. Bagi kami yang berada di dalam industri itu, memenuhi harapan dan permintaan pelanggan yang begitu tinggi di masa pandemi tidaklah mudah, katanya.
Mereka lantas menggaungkan kampanye "Bekerja dari Hati untuk Akselerasikan Negeri". Tujuannya, untuk menyamakan gerak serta semanagat di antara kalangan internal. Selanjutnya, aktif melakukan survei untuk menghimpun suara-suara konsumen beserta keinginan mereka. Ini penting untuk menentukan langkah bisnis ke depan.
Di masa pandemi, PR juga turut andil mempercepat transformasi digital melalui program sosialisasi dan edukasi. "PR adalah bagian penting dari teknologi. Mereka adalah human technology," ujar pria yang karib disapa Kang Abe ini.
Tim Corporate Communications PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki tantangan tersendiri selama pandemi. Jika yang lain memilih berbondong-bondong memaksimalkan keberadaan platform digital untuk berkomunikasi dengan stakeholder, tidak demikian dengan perusahaan yang dikenal dengan nama PIHC itu.
"Selama pandemi dan di tengah anjuran jaga jarak fisik, kami tetap harus menjalankan aktivitas komunikasi di luar platform digital," ujar Head of Corporate Communication PIHC Wijaya Laksana. Alasannya, mayoritas pemangku kepentingan mereka adalah petani yang identik belum melek teknologi.
Sementara itu, ada empat pilar komunikasi publik yang dibangun PIHC. Pertama, memberikan imbauan kepada seluruh pegawai dan stakeholders untuk tetap tenang dan waspada. Kedua, menjalin koordinasi dengan stakeholder terkait dalam menyosialisasikan penanganan penyebaran Covid-19 melalui berbagai kanal media. Ketiga, membuka akses informasi secepat dan seakurat mungkin bagi seluruh stakeholder. Keempat, menggiatkan kampanye lawan Covid-19.
Selain ketiganya, PR MEETUP kali ini juga menampilkan pendiri dan CEO LSPR Communication & Business Institute Prita Kemal Gani serta Wakil Ketua Umum APPRI Sari Soegondo. (rtn/ais)
- BERITA TERKAIT
- PR Meet Up #27: Menyelaraskan antara Strategi Keberlanjutan dengan Perusahaan
- PR MEETUP #26: Ini Bedanya ESG dengan “Sustainability”
- PR MEETUP #26: Lebih Jauh tentang DEI
- PR MEET UP #24: Menjadi “Manusia” di Medsos
- PR MEET UP #24: Lima Keuntungan Memaksimalkan Data Medsos