Media sosial memberikan segudang manfaat bagi perusahaan/brand yang mampu mengeksplorasi keberadaannya secara maksimal. Berikut ini manfaatnya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Yudha Prawira, Country Insights Lead Isentia Indonesia, membedahnya di acara PR INDONESIA Meet Up #24 bertajuk “Social Media Trends During Covid-19: Adjust Your Strategy!” yang berlangsung secara virtual, Senin (24/8/2020).
Menurutnya, media sosial (medsos) menjadi semacam solusi satu pintu bagi individu/instansi/korporasi dalam meningkatkan brand awareness dan engagement dengan audiens mereka.
Apalagi pengguna medsos di Indonesia meningkat hingga 59 persen sejak pandemi Covid-19. Bagi pelaku public relations (PR), data ini adalah potensi yang tidak boleh disia-siakan. Sebab, keberadaan medsos memungkinkan korporasi/brand untuk menjangkau audiens hingga konsumen tanpa batasan ruang dan waktu.
Keberadaannya juga bisa menjadi platform bagi PR untuk berbagi cerita apapun di dalamnya. “Fungsinya tidak hanya untuk memelihara, tapi juga mengimprovisasi reputasi brand dan perusahaan kita,” kata Yudha.
Medsos juga memiliki banyak tools yang mampu memfasilitasi segala ketertarikan (interest) dari penggunanya. Hingga yang tak kalah penting, menjadi media promosi paling terjangkau, bahkan gratis bagi para pelaku brand.
Manfaat
Lebih dari itu, keberadaannya makin optimal apabila PR mampu menggunakan data media sosial. Dengan begitu, kata Yudha, mereka dapat memperoleh lima manfaat sekaligus. Apa saja?
Pertama, meningkatkan trafik ke situs resmi perusahaan/institusi yang bersangkutan. “Dengan memegang data medsos, kita bisa membuat konten kreatif semakin menarik. Kita juga mampu membuat warganet makin penasaran terhadap brand kita, sehingga mendorong mereka untuk berkunjung ke situs resmi perusahaan,” ujarnya.
Kedua, membangun interaksi dengan audiens. Data yang ada di medsos mampu menunjukkan konten apa saja yang sebenarnya dibutuhkan dan disukai oleh audiens kita. “Data tersebut bisa menjadi preferensi kita untuk berinteraksi, memperkuat bonding, serta keterikatan dengan mereka,” imbuhnya.
Ketiga, mengetahui tren yang tengah berkembang. “Kita juga bisa melacak kampanye yang sedang dilakukan oleh kompetitor brand kita,” tambah Yudha. Keempat, mengidentifikasi influencer atau key opinion leader (KOL) yang tepat untuk perusahaan/brand. “Tidak selamanya artis itu influencer yang tepat. Yang harus kita garis bawahi, influencer tersebut memiliki korelasi tinggi dengan brand kita,” ujarnya.
Kelima, melakukan riset terkait brand/perusahaan kita. “Untuk mengetahui alasan di balik menurunnya penjualan brand, misalnya, kita bisa melihat dari sisi sentimen publik terhadap brand kita,” tutupnya. (ais)
- BERITA TERKAIT
- PR Meet Up #27: Menyelaraskan antara Strategi Keberlanjutan dengan Perusahaan
- PR MEETUP #26: Ini Bedanya ESG dengan “Sustainability”
- PR MEETUP #26: Lebih Jauh tentang DEI
- PR MEET UP #24: Menjadi “Manusia” di Medsos
- PR MEET UP #24: Lima Keuntungan Memaksimalkan Data Medsos