Komunikasi risiko di era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) akan berjalan efektif dan efisien apabila informasi disampaikan secara lengkap, transparan dan mudah dipahami. Sehingga, terbentuk kepercayaan terhadap pemerintah dan dukungan masyarakat.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati, bukan perkara mudah bagi humas pemerintah mengomunkasikan AKB ini kepada masyarakat. Bahkan, ia menilai masa ini sebagai periode tersulit.
Sebab, sedikit saja masyarakat lengah menerapkan protokol kesehatan saat menjalankan aktivitas di luar rumah, dampaknya kurva kembali naik. “Di masa ini, kolaborasi antarhumas pemerintah K/L/D, bahkan seluruh ASN sangat penting dalam mengomunikasikan kebiasaan baru kepada masyarakat,” katanya melalui sambungan telepon, Rabu (8/7/2020).
Menurut Wiwid, panggilan karibnya, kunci keberhasilan AKB terletak pada 3 E. Yakni, education (edukasi), engineering (rekayasa), dan enforcement (penegakan hukum). “Semuanya harus berangkat dari kesadaran, komitmen serta kemauan dari tiap individu untuk hidup produktif, namun tetap aman dari Covid-19,” ujarnya.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi