PR untuk Keberlanjutan: Transisi Pascatambang Lewat Bisnis Kakao

PRINDONESIA.CO | Selasa, 12/07/2022
Bisnis kakao untuk transisi bisnis pascatambang
Dok. Istimewa

Pascatambang yang akan terjadi di tahun 2025 membuat PT Berau Coal harus menguatkan transisi bisnisnya. Perlu strategi komunikasi yang efektif agar proses transisi ini berjalan mulus.  

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Di hadapan dewan juri program CSR subkategori Sustainability Business PR INDONESIA Awards (PRIA) 2022, Corporate Communication Superintendent PT Berau Coal Rudini Rahim mengisahkan perjalanan perusahaan batu bara yang beroperasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur tersebut saat melakukan transisi bisnis menjelang pascatambang, Jumat (25/2/2022).  

Sekadar informasi, 60 persen produk domestik bruto (PDB) daerah Berau berasal dari batu bara. Namun, tambang bukanlah bisnis berkelanjutan. Dilansir dari katadata.co.id, 8 Desember 2021, Kementerian ESDM mencatat kontrak PT Berau Coal, atau Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) Generasi I, akan berakhir pada tahun 2025.   

Oleh karenanya, kata Rudini, perusahaan harus menguatkan transisi bisnis pascatambang sejak dini. Melihat besarnya potensi agrikultur di wilayah Berau, perusahaan yang sudah melakukan penambangan sejak 26 April 1983 itu pun mantap melakukan transisi dengan mengembangkan produk kakao.