
Melalui program Desa Ekspor, PT Astra Internasional Tbk berkomitmen untuk mendorong semakin banyak UMKM yang melakukan kegiatan ekspor.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hasil survei Indonesia.go.id menunjukkan hanya 5% atau kurang dari seribu UMKM yang melakukan kegiatan ekspor. Bahkan, hingga saat ini angkanya baru mencapai 14,5% dari total 30% nilai ekspor produk UMKM yang ditargetkan oleh pemerintah pada tahun 2024.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, PT Astra International Tbk menginisiasi program pemberdayaan ekonomi pedesaan melalui Desa Sejahtera Astra (DSA) menuju Desa Ekspor. Program inilah yang kemudian dibawa oleh Astra ke hadapan dewan juri Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2022, Rabu (15/6/2022). Program ini merupakan wujud dari keseriusan Astra mengimplementasikan salah satu aspek environmental, social, governance (ESG), yakni sosial.
Bima Krida Pamungkas, CSR Manager PT Astra Internasional, mengatakan, Desa Ekspor sebenarnya program pengembangan dari DSA dan Kampung Berseri. Program ini berkaitan dengan upaya Astra berpartisipasi dalam pencapaian sejumlah sasaran pembangunan berkelanjutan. Di antaranya, pengentasan kemiskinan, peningkatan ekspor nonmigas, pertumbuhan UMKM dan wirausaha, serta perwujudan Desa Mandiri.
- BERITA TERKAIT
- Transformasi Praktik PR di Tengah Kemajuan AI
- "Flexing", Gagapnya Komunikasi Internal, dan Peran PR Mengelola Reputasi
- Fenomena "Flexing" dan Gagalnya Penerapan "Good Governance"
- "Flexing", Hobi yang Mempertaruhkan Reputasi Organisasi
- Kenali Jenis "Flexing", Pintu Gerbang Korupsi