Tragedi Kanjuruhan: Teguran Keras untuk Sepak Bola Indonesia

PRINDONESIA.CO | Selasa, 03/01/2023 | 1.810
Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022, bisa dihindari seandainya keamanan dan keselamatan orang dalam pertandingan tersebut secara sadar dan konsisten dijadikan sebagai prioritas utama
Dok. Pribadi

Segala bentuk tindakan mengabaikan atau tidak mengindahkan tahapan sebelum, selama, hingga sesudah pertandingan terkait keamanan dan keselamatan orang  lain, dengan alasan apa pun, bisa memicu kejadian yang tidak dikehendaki. Bahkan berakibat fatal, seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022, bisa dihindari seandainya keamanan dan keselamatan orang dalam pertandingan tersebut secara sadar dan konsisten dijadikan sebagai prioritas utama di atas hal lainnya, seperti uang dan hiburan. Demikian pendapat Moch. N. Kurniawan, dosen Swiss German University, kepada PR INDONESIA, Minggu (16/10/2022).

Dampak dari tragedi ini tidak hanya memakan banyak korban jiwa dan menimbulkan trauma berkepanjangan. Seluruh liga sepak bola dihentikan sementara sampai Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) rampung melakukan investigasi dan memberikan rekomendasi kepada Presiden. Kepercayaan publik terhadap pemerintah juga anjlok akibat dinilai gagal menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat.

Kekerasan dan kerusuhan memang kerap terjadi dalam pertandingan sepak bola di tanah air. Namun, pria yang sebelumnya merupakan manajer Komunikasi sekaligus juru bicara INPEX Masela, Ltd. tersebut menilai selama ini para pihak dan pemangku kepentingan terkait cenderung membiarkan akar permasalahannya. Mulai dari pendekatan represif yang kerap dilakukan oleh aparat keamanan dalam menangani suporter hingga kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok oknum suporter secara turun-menurun.