Round Up: Resesi dan Komunikasi

PRINDONESIA.CO | Senin, 27/02/2023 | 1.615
Isu resesi perlu dikomunikasikan dengan strategi yang tepat dan narasi yang mudah dipahami.
Dok. Pajak.com

Tidak seperti sebelumnya, lembaran baru tahun 2023 bakal dibayang-bayangi oleh resesi perekonomian global. Peran komunikasi menjadi sangat penting agar resesi tidak benar-benar menjadi kenyataan.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Tahun baru seolah tak lagi sama. Ancaman resesi terasa kian dekat setelah sejumlah negara baik di Inggris, Eropa maupun Amerika Serikat sudah lebih dulu mengalami resesi. Berita mengenai lonjakan harga bahan pokok hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) pun ramai di mana-mana. Termasuk, Indonesia.

Apalagi International Monetary Fund (IMF), pada awal Oktober 2022, merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 3,2% dan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 yang diprediksi bakal tumbuh 2,9% menjadi hanya 2,7%.

Bahkan Presiden RI Joko Widodo, seperti yang dilansir dari Kompas.com, 3 Oktober 2022, tak memungkiri awan gelap akan mewarnai kondisi perekonomian dunia di tahun 2023. Hingga saat ini kekuatan resesi global dan pengaruhnya terhadap situasi ekonomi nasional pun belum bisa dikalkulasikan. Meski demikian, Presiden menekankan pentingnya kekompakan dari seluruh pihak, mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah pusat, daerah, termasuk korporasi. Kekompakkan inilah yang terbukti mampu membuat Indonesia pulih dari pandemi. “Kalau kita bisa menangani COVID-19 secara bersama-sama, maka kita juga harus bisa menangani urusan inflasi ini bersama-sama,” katanya.