Dalam menghadapi isu resesi ekonomi, Bank Indonesia berperan memastikan tidak terjadinya self-fulfilling prophecy dan menarasikan kebijakan agar mudah diterima masyarakat.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Isu resesi yang terjadi di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat membawa kekhawatiran, termasuk bagi masyarakat di Indonesia. Namun, jika dibiarkan berlanjut, kekhawatiran ini dapat memengaruhi perilaku masyarakat. Pada akhirnya resesi bisa benar-benar terjadi.
Pertanyaan mengemuka, apakah Indonesia akan mengalami resesi seperti halnya negara-negara lain? Pemaparan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengenai evaluasi kinerja ekonomi tahun 2022 serta prospek ekonomi dan arah kebijakan BI tahun 2023 yang disampaikan saat Pertemuan Tahunan BI 2022 di Jakarta, 30 November 2022, memberikan gambaran yang jelas terkait hal itu.
Menurut Perry, sebagai negara kecil dengan sistem ekonomi terbuka (small open economy), Indonesia tidak terlepas dari dampak gejolak global yang kerap kali mengancam terjadinya risiko krisis ekonomi. Peristiwa yang terjadi dalam lima tahun terakhir adalah contoh konkret. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok, misalnya, telah menyebabkan kepanikan pasar keuangan global.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi