Resesi dan Komunikasi: Memperbanyak Agen Komunikasi

PRINDONESIA.CO | Kamis, 02/03/2023 | 1.596
"Pemerintah meyakini ekonomi Indonesia cukup berdaya tahan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari, Jumat (16/12/2022).
Dok. Kemenkeu

Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, Kementerian Keuangan memberikan keyakinan bahwa APBN akan selalu hadir untuk masyarakat. Narasi ini diharapkan mampu membangkitkan sikap optimis, namun tetap waspada.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sejumlah lembaga internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat tajam di tahun 2023. Akibatnya, banyak negara yang jatuh ke dalam jurang resesi. Sebelum membahas lebih jauh mengenai resesi dan dampaknya bagi negara, mari kita sepakati dulu makna dari resesi. Dilansir dari www.ojk.go.id, resesi ekonomi adalah kondisi ketika perekonomian negara memburuk. Kondisi ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Melansir artikel di Kompas.com, 21 Oktober 2022, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi global tahun 2023 hanya tumbuh 2,7 persen. Sementara studi Bank Dunia (World Bank) menunjukkan pelemahan ekonomi global ini terjadi seiring dengan adanya kebijakan bank-bank sentral di seluruh dunia yang menaikkan suku bunga acuannya secara bersamaan. Langkah tersebut dilakukan sebagai respons untuk mengendalikan lonjakan inflasi.