Resesi dan Komunikasi: Isu Resesi Perlu Pendekatan Edukatif dan Persuasif

PRINDONESIA.CO | Jumat, 03/03/2023 | 1.482
Ulani Yunus dari Universitas Bina Nusantara, Rabu (21/12/2022), mengatakan, adanya potensi yang dapat menyebabkan resesi dunia di tahun mendatang disebabkan oleh rentetan kejadian di tahun-tahun sebelumnya.
Ilustrasi: iSTOCKPHOTO

Dalam menghadapi resesi, pemerintah perlu menerapkan gaya komunikasi dengan pendekatan edukatif dan persuasif. Hal ini bertujuan agar masyarakat termotivasi untuk menghemat sumber daya dan memberdayakan kemampuan yang ada.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sejarah mencatat kondisi geopolitik telah beberapa kali menyebabkan sejumlah negara di dunia masuk ke dalam jurang resesi ekonomi. Resesi ekonomi global dari masa ke masa, seperti yang dikutip dari Detik.com, 28 September 2022, salah satunya terjadi ketika adanya embargo minyak dari Arab pada 1973.

Meskipun embargo berakhir pada Maret 1974, perubahan suplai dan kenaikan harga minyak memicu inflasi serta pelemahan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di beberapa negara. Tahun 1991, resesi terjadi lagi. Kali ini dipicu oleh adanya Perang Teluk I tahun 1990-1991.

Kondisi geopolitik yang memicu ketidakpastian ini turut menarik perhatian Ulani Yunus, Ketua Research Interest Group in Cross-cultural Communication Universitas Bina Nusantara (BINUS). Kepada PR INDONESIA, Rabu (21/12/2022), ia mengatakan, adanya potensi yang dapat menyebabkan resesi dunia di tahun mendatang karena disebabkan oleh rentetan kejadian di tahun-tahun sebelumnya. Salah satu yang paling berdampak saat ini adalah kondisi geopolitik akibat adanya perang antara Rusia dengan Ukraina. Di samping tidak akurnya hubungan antara kedua negara, yakni Amerika Serikat dengan Rusia.