Tidak mudah memberdayakan penenun yang berada di pedalaman. Insan Bumi Mandiri menggunakan strategi komunikasi dengan tiga pendekatan. Salah satunya, pendekatan kultural.
Tenun merupakan warisan budaya yang dimiliki warga Nusa Tenggara Timur (NTT) dan merupakan salah satu sumber penghidupan bagi perempuan di sana. Namun, mereka tidak punya pangsa pasar yang luas. Harga jualnya juga murah. Padahal untuk menghasilkan satu kain tenun membutuhkan waktu tiga bulan.
Untuk itu, Insan Bumi Mandiri, lembaga filantropi yang mengelola kampanye donasi dan program sosial untuk pedalaman Indonesia, bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mengadakan program CSR bernama Tenun.in.
Program yang turut diikutsertakan dalam kompetisi PR INDONESIA Awards (PRIA) 2023 kategori CSR ini bertujuan untuk memberdayakan perekonomian para Mama penenun di NTT dengan cara mendirikan sentra tenun dan pelatihan, serta peningkatan kapasitas penenun. Juga, memperluas distribusi pasar produk tenun.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi