Profesi public relations (PR) tidak lagi semata-mata diperuntukkan bagi kaum hawa. Laki-laki juga mulai tertarik menekuni ilmu komunikasi. Bahkan, saat ini mulai banyak pria yang menempati posisi-posisi strategis di organisasi, salah satunya Departemen PR.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Ada masanya profesi public relations (PR) identik dengan perempuan sebagaimana yang disampaikan oleh Probert dalam tulisannya berjudul Women’s Working Lives tahun 1997. Pada masa itu, perempuan dianggap sebagai sosok yang ideal untuk menjadi seorang PR. Hal ini dikarenakan pekerjaan PR yang membutuhkan kemampuan berkomunikasi dan melakukan persuasi dinilai lebih cocok dilakukan oleh perempuan.
Kaum hawa dipersepsikan memiliki karakter yang lemah lembut, mudah berempati, luwes, dan pendengar yang baik dibandingkan laki-laki. Perempuan juga yang didukung dengan penampilan yang rupawan dan rapi sehingga menjadi daya tarik tersendiri pada saat menjalankan perannya sebagai PR.
Dalam buku yang lain berjudul Women in Public Relations: How Gender Influence Practice karya Grunig, Toth, dan Hon yang dipublikasikan tahun 2001 disebutkan bahwa banyaknya perempuan yang memilih untuk menjadi seorang PR karena mereka menganggap rintangan dan tantangan pekerjaan PR tidak sesulit profesi lainnya. Dengan menjadi PR, perempuan juga dapat mencapai status profesional.
Namun, persepsi itu sirna seiring dengan semakin meningkatnya tantangan, tuntutan, dan kebutuhan masyarakat/ pelanggan, serta ketatnya persaingan di dunia bisnis. Kebutuhan terhadap peran dan fungsi PR di organisasi pun semakin meningkat. Kondisi ini juga menempatkan posisi PR menjadi semakin strategis di manajemen. Lambat laun, laki-laki mulai tertarik menekuni ilmu komunikasi/ PR. Perbandingan antara jumlah mahasiswa perempuan dan pria juga makin berimbang. Data lulusan Fakultas Humaniora dan Bisnis, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) dalam tiga tahun terakhir sejak 2019 mencatat mahasiswi (52%) dan mahasiswa (48%). Bahkan, saat ini laki-laki juga mulai mendominasi posisi-posisi yang dinilai strategis di perusahaan.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi