Tahun 2012, pembaca media cetak menyentuh angka 12 juta orang atau setara dengan 13 persen dari populasi masyarakat Indonesia. Enam tahun kemudian, tepatnya tahun 2018, jumlahnya berkurang menjadi 9,5 juta orang. Jumlah tersebut terdiri dari 3,5 juta pembaca media cetak dan 6,8 juta pembaca on-line.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kondisi ini diperkuat oleh studi “Most Literred Nation in the World 2016”. Hasilnya, meski penggunaan internet di negeri ini terus mengalami peningkatan, minat baca di Indonesia masih menduduki ranking terendah, yakni peringkat ke-60 dari 61 negara. Pernyataan itu disampaikan Hellen Katherina, Media Executive Director Nielsen Indonesia, saat menjadi pembicara di Seminar Nasional “Menggagas Model Bisnis Media Cetak Zaman Now” yang diinisasi oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Tak heran, jumlah pembaca media cetak terus mengalami penurunan. Menurut Hellen, situasi yang dialami oleh pelaku bisnis media cetak di Indonesia sama dengan yang dialami oleh Washington Post beberapa waktu lalu.
Bedanya, media cetak asal Amerika Serikat ini menyadari lebih awal pentingnya kolaborasi antara konten dengan big data tanpa mengabaikan permintaan target audiensnya. Evolusi yang dilakukan ini memungkinkan Washington Post melakukan penetrasi yang sesuai target. Hasilnya, pelanggannya bertambah, jangkauannya meluas. “Dalam waktu singkat, jumlah pelanggan (subscribers) Washington Post pun melonjak hingga 1 juta,” kata perempuan yang siang itu memaparkan materi berjudul “Profil Pembaca Koran Indonesia”.
Hellen berkesimpulan, bukan hal yang mustahil pelaku industri media di Indonesia bisa mendapatkan pencapaian serupa jika melakukan hal yang sama. Kondisi saat ini, dari 200 media on-line yang ada di Indonesia, yang memberikan informasi berkualitas masih bisa dihitung dengan jari. Menanggapi hal tersebut, Nielsen pun berencana mengembangkan digital content ratings untuk media on-line agar pelaku industri dapat mengetahui traffic dan detail profil pembaca. (rvh)
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi