Di era digital, public relations (PR) dituntut makin profesional. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh PR, khususnya humas rumah sakit untuk mencapai kriteria itu?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Bagi founder dan Direktur The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Prita Kemal Gani ada banyak kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi PR yang profesional di era digital. Tak sedikit orang yang berpendapat tentang pentingnya menguasai data analitik. Namun, menurut ibu dari tiga anak ini, kriteria tersebut hanya satu dari sekian banyak keahlian yang harus dimiliki PR. Terlebih, bagi humas rumah sakit yang bertugas membangun citra organisasi dan industri di tengah krisis kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di tanah air.
Berikut tips dari Prita yang disampaikan di hadapan peserta workshop yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia (Perhumasri) di Jakarta, Sabtu (21/7/2018). Antara lain:
Digital “Storyteller”
Maksudnya, mampu membuat konten menarik di berbagai saluran media sosial. Untuk menjadi communication expert, PR harus mengasah kemampannya dengan cara banyak mendengar baik dari stakeholders internal (dokter, staf, farmasi) maupun eksternal (pasien dan tenant).
360 Derajat
PR harus memegang prinsip 360 derajat. Maksudnya, mengerti sedikit tentang banyak hal mulai dari keuangan, teknologi informasi, sumber daya manusia, hukum, hubungan internasional, seni, hingga interpretasi. Sebab di era digital, humas harus borderless atau berpengetahuan luas.
Inovatif dan Kreatif
Contoh, sebuah program hospitality industry yang dilakukan humas asal Thailand. Melalui program Tourism Journalism Friendly, humas berupaya menyentuh hati wartawan agar lebih bersahabat dalam menyampaikan informasi dengan cara mengangkat dampak yang ditimbulkan akibat pemberitaan negatif.
Global
Humas di era digital harus memiliki pola pikir global (global mindset), menjalin jejaring tidak sekadar mengoleksi nomor kontak, bersikap sesuai kode etik, profesional seperti tepat waktu, akuntabel, dan akurat. (ais)
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi