Jika era post-truth terus berlanjut, apa dampaknya bagi masyarakat dan praktisi PR?
SEMARANG, PRINDONESIA.CO – Pertanyaan ini mengemuka saat plenary session Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #4 di Semarang, Rabu (7/11/2018). Menurut General Manager Head of Government and Public Affairs Ogilvy Indonesia Aries Nugroho, saat ini masyarakat tengah berada dalam era post-truth. Era di mana mereka sering terombang-ambing oleh informasi. “Post-truth itu menafikan kebenaran atau fakta. Sebaliknya, masyarakat lebih mendengarkan informasi yang berkembang di masyarakat, serta apa yang kita rasakan pada suatu kejadian tertentu,” jelasnya.
Ia menilai, sesuatu yang logis tidak selalu bisa diterima. Namun ketika masyarakat “diserang” dari sisi perasaan, maka banyak dari mereka yang akhirnya bisa menerima. Bahkan, ketika perasaan berhasil dikuasai, maka dengan sendirinya akalnya akan mengikuti. “Di sirkus, ada tuna netra yang ditutup matanya, namun berhasil melempar pisau tepat sasaran. Luar biasa. Itulah post-truth,” ujarnya sembari memberikan contoh. Dengan kata lain, post-truth adalah sesuatu yang tidak bisa dipikirkan dengan nalar, namun bisa diterima oleh banyak orang.
Akal dan Perasaan
Aries membagikan dua tips, agar public relations (PR) tetap fokus, dan tidak terbawa arus. Pertama, diperlukan tindakan non-negosiasi untuk menjaga kredibilitas. Contoh, saat hoaks, rumor, atau fitnah menyerang perusahaan, PR sebisa mungkin tidak terlalu mengikuti alur. Tujuannya agar PR tetap fokus dalam membangun kredebilitas yang baik. “Fokus menyampaikan informasi yang terbaik dan benar, karena itulah yang terpenting bagi brand perusahaan. We can’t off the day. Orang lainlah yang akan mengapresiasi kredibilitas kita,” katanya.
Kedua, trust is not rational. Sebab, ketika masyarakat sudah memblok kebenaran orang lain, apapun yang disampaikan, selalu dipandang salah, begitu pun sebaliknya. Dalam hal inilah pentingnya PR membangun kepercayaan di mata masyarakat. “Ketika orang sudah percaya, dia tidak akan melihat produknya apa,” ujar Aries.
Plenary session merupakan pembuka rangkaian acara menuju malam puncak penyerahan apresiasi tertinggi bagi para pelaku PR dari berbagai latar belakang korporasi dan industri. Kali ini, JAMPIRO #4 diselenggarakan atas kerjasama antara PR INDONESIA dengan Pemerintah Kota Semarang. Puncak acara diselenggarakan di Sam Poo Kong, Semarang, Jumat (9/11/2018). (umi)
- BERITA TERKAIT
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi
- Komunikasi Publik IKN: Kepercayaan adalah Kunci