SDM kesehatan menjadi kelompok prioritas yang menerima vaksin COVID-19 tahap awal. Namun, respons SDM kesehatan yang menjadi target vaksinasi masih rendah. Apa saja strategi komunikasi yang mesti dibenahi untuk menyukseskan program ini?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Dikutip dari kontan.co.id, Kamis (14/1/2021), sekitar 500.000 Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang mendapatkan SMS blast, baru 71 ribu orang atau 14,2 persen yang melakukan registrasi vaksinasi. Jumlah ini menunjukkan tingkat antusiasme mereka masih sangat rendah.
Padahal fase pertama ini sangat menentukan. Jika berhasil, akan mempermudah fase berikutnya. Sebab, sudah terbangun yang namanya kepercayaan. Sebaliknya, jika target tahap pertama ini gagal tercapai, maka program vaksinasi untuk masyarakat umum akan jauh lebih sulit.
Adapun SDM kesehatan yang dimaksud di sini meliputi dokter, perawat, perekam medis, hingga apoteker, dan tenaga pendukung di fasilitas layanan kesehatan, yakni seluruh pegawai rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lainnya.
Anjari Umarjianto, Ketua Umum Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia (PERHUMASRI) yang juga merupakan Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat RS Kanker Dharmais, adalah satu dari sekian banyak SDM kesehatan yang mendapat jatah prioritas itu dan sudah divaksin.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi