Sebelum menyusun strategi komunikasi ada baiknya kita melihat dulu respons budaya masyarakat terhadap COVID-19 dan vaksin.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Demikianlah pesan Amirudin, Ketua Prodi Antropologi Sosial yang juga merupakan Ketua SDGs Center Universita Dipenogoro (Undip) Semarang. Sebab, menurutnya respons terhadap vaksin merupaan lanjutan dari respons masyarakat terhadap COVID-19. Dengan memerhatikan aspek tersebut, ia yakin akan membantu upaya negara dalam mepercepat mempercepat akselerasi pemulihan ekonomi.
Langkah pertama yang harus menjadi perhatian adalah memetakan kelompok terdampak COVID-19. Ada lima kelompok yang terdampak. Pertama, kelompok miskin (poor). Kedua, di atas garis kemiskinan, tapi bisa jadi turun miskin dikarenakan situasi seperti pandemi (vulnerable). Ketiga, kelompok baru naik kelas menengah (aspiring middle class). Keempat, menengah (middle class). Dan, kelima, kelas atas (upper class).
Dalam situasi pandemi seperti ini, kelas menengah menopang pertumbuhan ekonomi. Bahkan, berdasarkan laporan Bank Dunia berjudul “Aspiring Indonesia Expanding the Middle Class” yang dirilis Kamis (30/1/2020), kelas menengah Indonesia telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Konsumsi kelompok ini tumbuh 12% setiap tahun sejak tahun 2002. Sekarang, jumlahnya mewakili hampir setengah dari seluruh konsumsi rumah tangga di Indonesia.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi