Kunci utama menyikapi penyebaran hoaks terletak pada monitoring, aksi, reaksi, serta evaluasi yang berkesinambungan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Itulah strategi yang senantiasa dipegang teguh oleh Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia, beserta timnya tiap kali brand yang menaunginya itu diterpa hoaks atau berita palsu.
Menurut Arif kepada PR INDONESIA melalui jawaban tertulis Jumat (12/2/2021), fenomena hoaks merupakan barang lama yang sudah sering terjadi, baik itu sengaja diciptakan maupun berdasarkan mitos. Sering kali hoaks menimbulkan kepanikan, keingintahuan dan kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Namun, dari sekian banyaknya hoaks, ada satu tantangan yang kerap ia jumpai dan patut diwaspadai. Yakni, hoaks lama yang sering didaur ulang.
Ya, nyatanya fenomena hoaks lama bersemi kembali kerap menimpa brand yang mengusung slogan “One Planet, One Health” ini. Sebut saja, isu seputar kandungan fluorida dalam air minum dalam kemasan (AMDK) yang dikemas dengan narasi bernada menakut-nakuti. Padahal, lanjut Arif, BPOM secara jelas telah mengatur dan memiliki standar atas kandungan fluorida dalam AMDK.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi