Pandemi COVID-19 mengajarkan kita betapa pentingnya investasi, terutama di bidang digitalisasi. Seperti halnya Telkomsel yang memerlukan waktu tujuh tahun untuk melakukan investasi dan transformasi digital. Namun, manfaatnya baru terasa ketika pandemi.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Barangkali jika tidak melakukan investasi digital sejak tujuh tahun lalu, Telkomsel tidak akan mampu berdiri setangguh ini saat pandemi. Sebab, menurut Denny Abidin, VP Corporate Communications Telkomsel, investasi terutama di bidang digitalisasi itu perlu proses panjang.
Ketika melakukan investasi dan transformasi digital yang dibutuhkan bukan hanya soal anggaran dan alat, tapi lebih dari itu. Soal pola dan cara berpikir, model bisnis, pelayanan, hingga model operasional. Semua itu memerlukan komitmen, persepsi, dan kemauan yang sama dari pimpinan maupun karyawan.
Ketika tahap itu sudah tercapai, maka ketika terjadi pandemi, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah penguatan. Penguatan di fase pertama di awal pandemi adalah shifting the leaders. “Di kala hampir semua masyarakat beraktivitas lewat digital, fase pertama yang harus dilakukan public relations (PR) adalah meyakinkan para pemimpin,” katanya saat menjadi pembicara di acara PR INDONESIA Meetup #23, Rabu (24/6/2020). Alasannya, di masa sulit seperti pandemi, para pemimpin harus menjadi teladan (role model) bagi seluruh karyawan. Salah satunya, pemimpin harus mau beradaptasi menyapa dan berkomunikasi melalui kanal digital kepada seluruh stakeholder baik internal maupun eksternal.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi