Inilah masanya para praktisi PR melakukan aktivitas PR untuk keberlanjutan profesi dan industri mereka. Mulai dari mempromosikan pengukuran PR berbasis AMEC hingga ke tahap implementasi atau aksi, lalu evaluasi.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Kondisi yang terjadi saat ini, ketika praktisi public relations (PR) di hampir semua belahan dunia mengadopsi metode pengukuran kinerja berbasis International Association for the Measurement and Evaluation of Communication (AMEC), negeri ini masih dibuat sibuk menghitung nilai Advertising Value Equivalency (AVE) atau PR Value.
Padahal, kata Ong Hock Chuan, pendiri dan Managing Partner Maverick, jika Indonesia tidak segera mengadopsi kerangka pengukuran kinerja PR yang diluncurkan oleh organisasi yang lahir di Inggris tersebut, negeri ini akan mengalami kemunduran. Sebab, dengan melakukan metode pengukuran berdasarkan AMEC framework inilah, praktisi PR dapat lebih efisien dan efektif dalam menjalankan seluruh tahapan untuk mencapai tujuan komunikasinya.
Selain hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, melalui pengukuran ini, PR dapat mengetahui dampak dari aktivitas komunikasi. Sementara hasil evaluasinya, dapat bermanfaat untuk perbaikan, tak hanya bagi unitnya, tapi juga perusahaan/organisasi. Termasuk, bagi kemajuan bangsa ini secara luas.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi