Keberadaan generasi Z telah memberi warna di dunia komunikasi saat ini. Karakteristiknya yang khas juga menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi public relations (PR).
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Terutama, dalam membangun komunikasi, mencari strategi komunikasi, membuat program/aktivasi yang tepat dan sesuai kebutuhan mereka. Apalagi berdasarkan Sensus Penduduk (SP2020) dari Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi generasi Z di tanah air mencapai 27,94%, melebihi generasi milenial (25,87%).
Saking uniknya, Hill+Knowlton (H+K) Strategies meluncurkan hasil studi “The Youth Equation” bersamaan dengan peringatan satu tahun agensi yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat, itu meramaikan pasar Indonesia. Ada lima temuan meliputi, pertama, Gen Z di Indonesia menganggap media sosial sebagai medium untuk terlibat dalam komunikasi. Sementara konten yang paling menarik perhatian Gen Z adalah meme lucu, parodi, video lelucon kasar, hingga sindiran sarkas.
Kedua, generasi yang lahir di tahun 1997 – 2012 itu berani membela dan menyuarakan pendapat yang menurut mereka anggap benar. Ketiga, digital platform dan media sosial adalah wadah subkultur dari minat pribadi. Keempat, mendukung brand yang memiliki tujuan kuat. Kelima, sesuaikan cara berkomunikasi agar bisa beresonansi dengan mereka.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi