Bagi SVP Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana, audit komunikasi bertujuan agar komunikasi lebih tepat sasaran.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ibarat dalam pertempuran, tim Corporate Communication PIHC tak ingin seperti Hulk. Hulk yang melakukan serangan membabi buta, padahal targetnya hanya satu. “Kami ingin seperti Hawkeye, hanya perlu sekali memanah, tapi tidak pernah meleset,” ujarnya dalam gelar wicara secara daring bertajuk “Audit Komunikasi dalam Public Relations” Magister Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta, Sabtu (10/7/2021).
Pria yang karib disapa Jay ini mengakui bahwa terkadang di perusahaan-perusahaan BUMN, kegiatan humas atau promosi masih disesuaikan dengan selera atasan atau pelaksana komunikasi. Ia memberi contoh, “Saya sering membaca majalah A, maka saya akan melakukan publikasi di sana. Padahal belum tentu target audiens perusahaan membaca media tersebut,” ujarnya. Di satu sisi, adanya keterbatasan anggaran untuk melakukan promosi membuat praktisi humas harus cermat dalam pemanfaatannya.
Jay mengaku, sebelum melakukan audit komunikasi, kegiatan komunikasi PIHC masih sangat sporadis tanpa berlandaskan studi dan pemikiran mendalam. Misalnya, perusahaan menjadi heboh lantaran ada komentar miring dari segelintir orang mengenai PIHC atau berita negatif di media on-line. Padahal media tersebut tidak termasuk dalam daftar top tier media. “Jadi, kenapa harus terlalu khawatir?” ujarnya.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi