Dalam membangun persepsi positif, public relations (PR) tidak memiliki kuasa untuk menentukan opini publik. Namun, PR dapat menciptakan nilai dengan cara yang empatik.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hal inilah yang diungkapkan oleh VP Corporate Communication PT Pegadaian (Persero), Basuki Tri Andayani. Persepsi publik adalah kesan yang dimiliki oleh audiens/masyarakat terhadap perusahaan dari sisi program korporasi maupun produk-produk dan layanan yang disampaikan. Persepsi-persepsi ini akan membentuk opini publik.
Namun demikian, persepsi publik tidak cukup diciptakan oleh PR semata. Semua elemen organisasi memiliki tanggung jawab yang sama untuk membangun persepsi positif sesuai bidang tugasnya masing-masing. Sementara itu, PR berada di garda depan dalam mengomunikasikan pesan kepada publik.
Idealnya, korporasi berada dalam kondisi baik dan dikomunikasikan dengan baik pula. “Kalau sebuah opini publik bagus sementara korporasi tidak memberikan sesuatu produk atau value tentang korporasi yang bagus, maka bisa jadi persepsi yang bagus tadi akan berbalik menjadi negatif,” ujar pria yang karib disapa Basuki itu seperti yang dikutip dari buku Energi Kebaikan dan Komunikasi Empatik.
- BERITA TERKAIT
- Navigator Strategis di Tahun Politik
- Saatnya PR Unjuk Gigi di Masa Pemilu
- Pemilu dan Tren Isu yang Memengaruhi Strategi PR
- Top Isu yang Wajib Diwaspadai Humas Pemerintah Sepanjang 2024
- Pentingnya PR Membangun Narasi untuk Bumi yang Lebih Baik