Literasi keuangan merupakan hal yang sangat mendasar baik untuk memperdalam inklusi keuangan maupun memperluas penggunaan jenis layanan perbankan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Tak bisa dimungkiri, jika dibandingkan negara maju di ASEAN, indeks inklusi keuangan di Indonesia terbilang lebih rendah, hanya 76,19%. Sementara tiga negara yang lain seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, tingkat inklusinya sudah mencapai lebih dari 80%.
Kabar baiknya, tingkat pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia saat ini tercatat yang tertinggi di dunia. Menurut Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rudi As Aturridha, pemicunya ada beberapa faktor. Antara lain, perkembangan teknologi digital terutama di sektor keuangan dan penyaluran bantuan langsung nontunai kepada masyarakat berpenghasilan terendah. Ditambah, digitalisasi sektor informal yang pada akhirnya mendorong digitalisasi produk keuangan
Sektor keuangan dan perbankan juga beradaptasi dengan menggunakan channel maupun aplikasi digital untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Kemajuan teknologi ini berdampak besar pada cara bank beroperasi. “Sehingga, kami tidak perlu berada secara fisik ketika melayani nasabah,” katanya melalui jawaban tertulis, Jumat (17/9/2021). Sementara itu, dengan meningkatnya jumlah agen bank dan mesin ATM, serta hadirnya cabang digital bank, ke depan rasio bank terhadap penduduk maupun jumlah cabang bank yang dibangun akan menurun.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi