Apa jadinya apabila perkembangan teknologi baru yang begitu dinamis tidak diimbangi dengan etika berkomunikasi yang mumpuni? Inilah potret yang terjadi saat ini.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ada banyak temuan menarik dalam riset Asia-Pacific Communication Monitor 2020/2021 yang hasilnya dapat menjadi gambaran sekaligus petunjuk bagi pelaku public relations (PR) atau komunikasi di tahun depan. Survei ini diikuti oleh 1.155 responden dari kalangan profesional komunikasi yang berada di 15 negara se-Asia Pasifik. Hasilnya disampaikan oleh Prof. Jim Macnamara, Chairman Asia Pacific Communication Monitor, di acara Indonesia Public Relations Research Forum (IPRRF), Kamis (11/11/2021).
Tercatat 38,1 persen responden sepakat isu yang paling penting untuk manajemen komunikasi hingga 2023 adalah berhadapan dengan evolusi digital dan social web. Diikuti dengan penggunaan big data dan algoritma untuk komunikasi (36.9%), membangun dan mengelola kepercayaan (34,3%), memperkuat peran dari fungsi komunikasi untuk mendukung keputusan manajemen (31,8%), serta berurusan dengan sustainable development dan tanggung jawab sosial (29,9%).
Meski demikian, kata Macnamara, isu strategis dari manajemen komunikasi yang meningkat paling tinggi hampir setiap tahun adalah penggunaan big data dan algoritma untuk komunikasi, membangun dan mengelola kepercayaan. Serta, hal yang terkait sustainable development dan tanggung jawab sosial.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi