Keberadaan model komunikasi PESO (paid, earned, shared, dan owned) media terasa makin krusial tatkala pandemi COVID-19. Suatu masa yang telah mengubah cara hidup manusia hingga berdampak pada cara organisasi bekerja.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hal itu pula yang dirasakan oleh Rinaldi, Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta. Menurutnya, model komunikasi PESO memegang peranan penting dalam menganalisis strategi komunikasi secara terpadu dan terintegrasi untuk mendukung tujuan organisasi.
Padahal sebelum pandemi, organisasi perangkat daerah (OPD) yang salah satu tupoksinya menyelenggarakan pelayanan perizinan dan nonperizinan di wilayah DKI Jakarta ini sangat mengandalkan keberadaan 316 service point atau Unit Pengelola. Antara lain, tersebar pada kantor kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten administrasi dan Mal Pelayanan Publik Provinsi DKI Jakarta.
Segera Bertransformasi
Namun, semenjak pandemi, segala bentuk kegiatan pelayanan secara tatap muka sulit untuk dilakukan. Merespons kondisi tersebut, Aldi, begitu ia karib disapa, beserta timnya bergerak cepat melakukan transformasi. Terutama, mentransformasi seluruh pelayanan dengan mengoptimalkan berbagai kanal owned media milik instansi. Sebut saja, situs resmi pelayanan.jakarta.go.id, aplikasi perizinan terpadu JakEVO, layanan konsultasi/penyulihan melalui Call Center Tanya PTSP 1500164, live chat, video call, email, serta akun media sosial Instagram, Facebook, Twitter, dan Youtube @layananjakarta.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi