Transformasi Agensi PR: Transformasi Digital yang Lebih Dinamis

PRINDONESIA.CO | Jumat, 11/02/2022 | 1.153
Kemampuan digital analysis dan digital media planning menjadi krusial. Sehingga, perusahaan dapat menjalankan kampanye dengan tepat dan memberikan hasil yang terukur.
Dok. Andaf

Pandemi membuat antusiasme klien di bidang digital meningkat. Pasalnya, inilah senjata  tak hanya bagi PR, tapi juga marketing yang dapat diandalkan pada kondisi saat ini.

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - CEO Andaf Corporation Group Nugraha Andaf menyoroti terdapat dua perbedaan dampak antara gelombang pertama dan gelombang kedua pandemi COVID-19. Pada gelombang pertama di awal 2020, banyak perusahaan klien yang bereaksi dengan mengamankan cashflow internal. Sehingga akhirnya cukup banyak perusahaan yang menunda atau bahkan memutuskan kontrak dengan agensi PR.

Pria yang karib disapa Nuga ini berkisah, permasalahan cashflow ini juga menjadi momok bagi Andaf saat itu. Namun, alih-alih melakukan PHK, Andaf memilih merapatkan solidaritas tim dan berdiskusi dari hati ke hati mengenai keadaan perusahaan. Akhirnya, seluruh tim bersedia melakukan pemotongan gaji sementara sampai kondisi perusahaan pulih.

Sedangkan pada gelombang kedua pandemi, agensi PR lebih merasa terpukul karena stakeholder di sisi klien banyak yang terpapar COVID-19. Sehingga, menimbulkan penundaan pembayaran dan fiksasi kontrak. “Namun, proyek tetap berjalan,” ujar Nuga kepada PR INDONESIA, Selasa (19/10/2021).