Pandemi membuat antusiasme klien di bidang digital meningkat. Pasalnya, inilah senjata tak hanya bagi PR, tapi juga marketing yang dapat diandalkan pada kondisi saat ini.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - CEO Andaf Corporation Group Nugraha Andaf menyoroti terdapat dua perbedaan dampak antara gelombang pertama dan gelombang kedua pandemi COVID-19. Pada gelombang pertama di awal 2020, banyak perusahaan klien yang bereaksi dengan mengamankan cashflow internal. Sehingga akhirnya cukup banyak perusahaan yang menunda atau bahkan memutuskan kontrak dengan agensi PR.
Pria yang karib disapa Nuga ini berkisah, permasalahan cashflow ini juga menjadi momok bagi Andaf saat itu. Namun, alih-alih melakukan PHK, Andaf memilih merapatkan solidaritas tim dan berdiskusi dari hati ke hati mengenai keadaan perusahaan. Akhirnya, seluruh tim bersedia melakukan pemotongan gaji sementara sampai kondisi perusahaan pulih.
Sedangkan pada gelombang kedua pandemi, agensi PR lebih merasa terpukul karena stakeholder di sisi klien banyak yang terpapar COVID-19. Sehingga, menimbulkan penundaan pembayaran dan fiksasi kontrak. “Namun, proyek tetap berjalan,” ujar Nuga kepada PR INDONESIA, Selasa (19/10/2021).
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi