Pandemi benar-benar memukul aktivitas bisnis Arjava Strategic Communications. Selain berupaya untuk tetap bertahan, mereka terus memonitor perkembangan dunia PR sembari menggali potensi di tengah keterbatasan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Agensi public relations (PR) yang berdiri tahun 2018 ini harus menerima kenyataan paling pahit, tidak ada klien atau proyek baru, sejak pemerintah resmi mengumumkan kasus pertama COVID-19 pada awal Maret 2020. Di tengah kondisi yang tiba-tiba terasa gelap itu, Co-Founder & Managing Director Arjava Strategic Communication Sally Piri, memutuskan untuk terus menjalani usaha ini.
Apalagi, kata Sally, masih ada klien existing yang memberikan kepercayaan kepada mereka. “Kami masih dapat melanjutkan roda usaha dan hal ini patut kami syukuri,” ujarnya kepada PR INDONESIA, Senin (25/10/2021).
Sally tak memungkiri, mereka tidak bisa berbuat banyak. Namun, ia tidak patah semangat dengan cara aktif mengikuti serta memonitor kondisi selama pandemi, khususnya terkait dunia PR. Ia mengikuti dan mempelajari berbagai referensi atau hasil survei untuk mendapatkan gambaran terkini tentang industri tersebut. Di samping, mempelajari potensi bisnis apa yang dapat dilakukan selama pandemi.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi