Ada tiga isu transisi energi yang akan menjadi tiga fokus utama pembahasan dalam forum Group of Twenty (G20). Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ketiga isu transisi yang dimaksud meliputi akses (securing energy accessibility), teknologi (smart and clean energy technologies scalling up), serta pendanaan (advancing energy financing). Tujuannya, tak lain agar negara-negara di dunia bisa beralih dari dominasi konsumsi energi fosil ke energi terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Sebab, konsumsi energi negara anggota G20 mencapai 75% dari total konsumsi energi global.
Oleh karena itu, keberadaannya memegang tanggung jawab besar dan peran strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih. Melalui forum G20 diharapkan ada kesepakatan bersama dalam mempercepat transisi energi global, memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, dan transisi yang berkeadilan.
Di Indonesia, negeri ini melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang fokus mempercepat pengembangan EBT. Menurut Ariana Soemanto, Kabag Komunikasi dan Layanan Informasi Publik (KLIK) Kementerian ESDM, kepada PR INDONESIA melalui jawaban tertulis, Minggu (23/1/2022), apabila sesuai target, maka Indonesia akan mencapai bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025 serta net zero emission pada tahun 2060, atau lebih cepat.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi