Mahalnya Reputasi: Momentum Evaluasi dan Perbaikan Sistem

PRINDONESIA.CO | Senin, 31/10/2022 | 1.694
Terdapat dua kata kunci yang harus segera dilaksanakan oleh Kemendikbudristek di masa genting tersebut. Yakni, responsif dan transparan.
Dok.Kemendikbud

Tiga langkah cepat segera dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pascapenangkapan rektor Universitas Lampung (Unila) oleh KPK. Upaya ini dilakukan untuk memulihkan kepercayaan publik dan reputasi terhadap dunia pendidikan di tanah air.

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sabtu, 20 Agustus 2022, menjadi hari kelabu bagi dunia pendidikan tanah air. Tepat di hari itu, dalam operasi tangkap tangan, Tim Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan delapan orang beserta barang bukti di tiga tempat yang berbeda, yakni Lampung, Bandung, dan Bali atas dugaan suap seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri di Unila.

Dilansir dari Detik.com, Minggu (21/8/2022), KPK meningkatkan status perkara ini ke tahap penyidikan dengan mengumumkan empat tersangka. Yang mencengangkan, ada nama Rektor Unila Karomani di antara keempat tersangka tersebut.

Peristiwa itu tentu saja melukai marwah pendidikan tinggi di Indonesia. Masyarakat jadi mempertanyakan kredibilitas dan integritas perguruan tinggi negeri (PTN). Desakan agar pemerintah menghapus penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi melalui jalur mandiri yang diselenggarakan oleh masing-masing universitas hingga memecat dengan tidak hormat para pihak yang terlibat dalam kasus tersebut, mengalir deras.