Kelapa sawit dikenal sebagai komoditas perkebunan andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara. Namun, industri kelapa sawit nasional kerap mendapat sorotan dunia, khususnya soal isu keberlanjutan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Dilansir dari neraca.co.id, 8 Desember 2018, industri sawit menghadapi sejumlah tantangan yang tidak hanya merugikan bagi pelaku usaha industri sawit, tapi juga berpotensi merusak reputasi Indonesia.
Selain kerap mendapat sorotan asing soal isu keberlanjutan, industri ini juga rentan terhadap serangan kampanye hitam dari luar negeri. Kampanye yang menunjukkan seolah-olah sawit berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya, aksi memasang label “bebas kelapa sawit” yang dilakukan oleh sejumlah produsen asing.
Pemerintah tidak tinggal diam. Dihimpun dari Antaranews.com, 20 Januari 2021, upaya yang sudah dilakukan di antaranya menugaskan setiap duta besar sebagai duta sawit. Untuk menutup seluruh celah isu keberlanjutan, pemerintah juga mendorong seluruh pelaku industri sawit agar selalu menaati persyaratan yang ditetapkan negara-negara pengekspor. Hingga, memastikan perusahaan perkebunan sawit memiliki sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi