Mahalnya Reputasi: Memaknai Esensi Reputasi

PRINDONESIA.CO | Sabtu, 05/11/2022 | 1.386
Menurut Ega, reputasi itu pada dasarnya tercermin dari tiga hal. Terdiri dari personel (orangnya), produk (jasanya), serta institusi (organisasinya).
Dok.PR INDONESIA

Acara diskusi bertajuk “Tell the Truth or Losing Your Reputation”,  yang diselenggarakan oleh EGA briefings secara virtual, Kamis (8/9/2022), membawa para peserta untuk merenungkan kembali makna dari reputasi.  

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sabrina Helm dkk. dalam jurnalnya berjudul Reputation Management (2011) mengatakan, reputasi merupakan persepsi yang menggambarkan keseluruhan perilaku organisasi serta hubungannya dengan para stakeholder yang terbentuk seiring dengan berjalannya waktu. Ya, mengelola reputasi memang bukan pekerjaan yang mudah dan memerlukan proses panjang. Tapi, bukan berarti tidak bisa dilaksanakan. Di satu sisi, reputasi dapat dengan mudah porak-poranda begitu terjadi krisis yang merenggut kepercayaan publik.

Menurut founder EGA briefings Elizabeth Goenawan Ananto saat membuka Ega Briefings #15, awal September 2022, reputasi itu dibangun dari trust (kepercayaan). Kepercayaan diperoleh berdasarkan fakta. Tanpa berdasarkan fakta, maka ketika jatuh ke lubang krisis, organisasi sudah tidak lagi memiliki fondasi.

Begitu hilang kepercayaan, reputasi pun dengan sekejap akan hancur. Tanpa bermaksud ikut campur terhadap kasus yang sedang dialami oleh Kepolisian RI, namun kasus ini menjadi bukti betapa mahalnya reputasi.